Content audit merupakan suatu proses evaluasi terhadap seluruh konten yang di miliki oleh sebuah website.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kualitas, relevansi, dan kinerja dari konten tersebut agar dapat meningkatkan nilai tambah dari website tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih detail tentang apa itu content audit dan bagaimana cara melakukannya agar berjalan efektif.
Apa itu Content Audit?
Content audit adalah proses mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengoptimalkan konten yang sudah ada pada sebuah situs website. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas dan efektivitas dari konten mereka.
Content audit akan membantu kamu untuk mengenali konten yang kurang bermanfaat atau tidak efektif dan kemudian membuat rencana untuk mengoptimalkannya atau menghapusnya.
Sebagai content creator, content audit dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas konten.
Dengan melakukannya, kamu dapat mengidentifikasi topik yang paling sukses dan mengembangkan strategi konten baru berdasarkan penemuan tersebut.
{tocify} $title={Table of Contents}Baca juga: Larangan Menceritakan Mimpi Buruk
Tahapan Melakukan Conten Audit yang Efektif
Content audit penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas, relevansi, dan kinerja dari konten yang ada pada website. Hal ini dapat meningkatkan kualitas website, meningkatkan ranking website pada mesin pencari, dan meningkatkan engagement dari pengunjung website.
Lantas, bagaimana cara melakukan content audit? Berikut adalah tahapan melakukannya yang efektif:
1. Identifikasi Seluruh Konten
Pertama, identifikasi seluruh konten yang ada pada website. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan tools seperti Screaming Frog atau Google Analytics.
Dalam tahap ini, kamu perlu memeriksa konten pada seluruh halaman website, termasuk halaman kategori, halaman produk, halaman blog, dan halaman landing page.
2. Evaluasi Konten
Evaluasi konten yang ada pada website. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas, relevansi, dan kinerja dari konten tersebut. Beberapa aspek yang perlu dievaluasi adalah:
- Kualitas konten: apakah konten informatif, akurat, dan menarik bagi pengunjung website?
- Relevansi konten: apakah konten masih relevan dengan topik atau niche website?
- Kinerja konten: apakah konten sudah teroptimasi untuk SEO dan mendapatkan engagement yang baik dari pengunjung website?
3. Kategorisasi Konten
Setelah evaluasi konten selesai dilakukan, kategorisasi konten berdasarkan hasil evaluasi. Beberapa kategori yang bisa digunakan adalah:
- Konten yang perlu diupdate: pilah konten yang masih relevan namun sudah tidak update atau perlu diperbarui.
- Konten yang perlu dihapus: ini adalah konten yang sudah tidak relevan, tidak informatif, atau tidak mendapatkan traffic yang baik dari mesin pencari.
- Konten yang perlu ditambahkan: konten ini belum ada pada website, tetapi relevan dengan topik atau niche website.
4. Implementasi Perubahan
Implementasi perubahan dapat dilakukan dengan menghapus konten yang sudah tidak relevan, memperbarui konten yang perlu diupdate, dan menambahkan konten yang masih kurang pada website.
Baca juga: Cara Daftar Google Adsense
5. Monitoring Kinerja Konten Baru
Monitoring kinerja konten baru sangat penting untuk mengetahui apakah perubahan yang dilakukan efektif atau tidak.
Hal ini dapat dilakukan dengan memonitor traffic yang diterima oleh konten baru, peringkat pada mesin pencari, serta engagement dari pengunjung website.
Dengan melakukan content audit, kamu dapat mengetahui konten apa saja yang perlu dihapus, di perbarui, dan ditambahkan untuk meningkatkan kualitas website.
Dan jika melakukan content audit secara rutin, kamu dapat menjaga kualitas website dan meningkatkan ranking serta engagement dari pengunjung website.
Selamat mencoba!